Gagal Pakai "Doa Lipat Bumi", Wali Ini Balik Pulang Naik Pesawat
DutaIslam.Com –
Setelah merapal doa, memejamkan mata,
Wali Paidi kembali membuka mata. Dan betapa kaget, di sekelilingnya tiba-tiba
banyak orang berlarian memakai baju gamis selutut serta bersorban. Tampak di
tangan mereka senjata AK 47. Terdengar suara bising peluru berseliweran.
"Aduh, kesasar lagi aku ini. Tadi kesasar ke Kutub Selatan, sekarang
kesasar lagi ke Afghanistan. Kok tak kesasar ke Hollywood saja sih,"
ucapnya.
Wali Paidi mengamati salah satu pasukan yang semuanya berjenggot panjang. Ia
tersenyum sendiri melihat jenggot mereka. Di negara yang dikuasai Taliban ini,
polisi memang tidak melakukan operasi helm, tapi jenggot. Jika ada laki-laki
yang tidak berjenggot, maka kena tilang.
Wali Paidi berdiri berjalan mencari tempat yang agak sepi. Ia tidak suka dengan
peperangan. Dan karena itulah dia langsung memutuskan pergi saja. Setelah
menemukan tempat sepi, Wali Paidi mulai merapal doa-doa ilmu melipat buminya
lagi.
Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Wali Paidi, Ia membatin, mudah-mudahan tidak
kesasar lagi seperti tadi. Cling!
Perlahan, Wali Paidi membuka matanya. Tampak di depannya sebuah rumah yang
terbuat dari kayu, laiknya rumah para transmigran di luar pulau Jawa. Tak lama
kemudian keluar seorang tua berpeci putih dengan baju taqwa dan bersarung,
melambaikan tangan, memanggilnya.
Wali Paidi teringat dengan orang tua satu ini. Beliau adalah Habib Ali
Al-Habsyi dari Pahat, Johor, Malaysia, yang kemarin juga ikut pertemuan di
Makkah.
"Masyaallah, ternyata aku masih kesasar lagi," batin Wali Paidi.
Ia melangkahkan kaki, mendekati Habib Ali Alhabsyi. Wali Paidi teringat,
beberapa tahun yang lalu ketika Sayyid Maliki dari Makkah mau berkunjung ke
ndalem Habib Ali ini.
Ceritanya, dalam perjalanan ke Malaysia kala itu, Sayyid Muhammad al-Maliki
tiba-tiba kangen berat dan sangat terhadap datuknya, baginda Nabi Muhammad SAW.
Setelah sampai di depan ndalem, Habib Ali hanya menyuruh masuk Sayyid Maliki,
sedangkan rombongan yang lain disuruh menunggu di luar. Beberapa menit
kemudian, Sayyid Maliki keluar berurai air mata. Sayyid Maliki menangis
tersedu-sedu:
"Sudah terobati kangenku," ucap Sayyid Maliki di tengah air mata
tangisan rindu yang belum usai.
Ternyata, ketika Sayyid Maliki masuk ke ndalemnya Habib Ali itu, beliau
dipertemukan oleh Habib Ali dengan Baginda Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. Subhanallah.
"Mari masuk nak, jangan melamun saja," ucap
Habib Ali.
"Inggih, Mbah," jawab Wali Paidi, lalu melangkah mendekati Habib Ali.
Setelah mencium tangan beliau, Wali Paidi masuk ke ndalem.
"Kamu memang tidak bakat dengan ilmu melipat bumi itu nak Paidi. Jadi
nanti tidak usah dicoba lagi. Kamu naik pesawat saja dari sini ke
Indonesia," kata Habib Ali.
"Inggih mbah".
"Siapa
tahu nanti ketika kamu naik pesawat bertemu dengan Mulan Jameela yang kamu
gandrungi itu," goda Aabib Ali.
"Hahaha....," Wali Paidi hanya bisa tertawa mendengarnya.
Setelah makan bersama, Wali Paidi pamit pulang. Habib Ali menepuk-nepuk pundak
Wali Paidi, mengantarkannya keluar dari ndalem.
"Ingat perintah Sang Sultan, nak Paidi. Setelah sampai ke rumah, segeralah
ke gunung Arjuna untuk khalwat di sana".
"Inggih, Mbah".
Wali Paidi beranjak pergi ke bandara naik pesawat menuju pulang ke Indonesia.
[dutaislam.com/ab]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar